Niki Hidayati dan Ninis Dyah Yulianingsih, dua mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak angkatan 2021, mendapat kesempatan berharga untuk mengikuti program magang di Asia University, Taiwan. Program ini berlangsung selama satu semester, dari September 2024 hingga Januari 2025.
Selama magang, Niki dan Ninis terlibat dalam proyek penelitian berbasis Virtual Reality (VR) dan object detection. Proyek utama mereka adalah pengembangan teknologi VR. Meskipun Niki baru diperkenalkan dengan konsep dasar VR pada semester enam, ia merasa bahwa pengalaman ini memberikan kesempatan berharga untuk menerapkan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah ke dalam praktik nyata.
Di luar kegiatan magang, mereka juga mengikuti kelas internasional dua kali seminggu, yaitu mata kuliah IoT and Manufacturing serta Deep Learning. Kelas ini memberikan mereka kesempatan untuk tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan penggunaan drone dalam latihan menerbangkan dan mengontrol perangkat tersebut. Selain pengalaman akademis, Niki dan Ninis juga mendapatkan kesempatan berkunjung ke berbagai perusahaan teknologi di Taiwan, termasuk Goods Design, sebuah software house yang fokus pada desain perangkat lunak. Mereka sangat terkesan dengan inovasi perusahaan tersebut yang mampu menciptakan solusi kreatif tanpa menggunakan framework umum, hanya dengan menggunakan PHP.
Penyesuaian terhadap budaya, lingkungan, dan kebiasaan baru menjadi hal yang harus dihadapi Niki dan Ninis. Cuaca dengan empat musim yang berubah-ubah dan pengalaman gempa bumi yang sering terjadi di Taiwan juga menjadi hal baru yang menantang bagi mereka. Namun, bantuan dari komunitas Indonesia setempat sangat membantu mereka terutama menemukan makanan halal. Walaupun menghadapi berbagai tantangan, Niki dan Ninis tetap fokus pada proses belajar mereka. Ninis mengungkapkan bahwa ia merasa sangat beruntung bisa mengikuti kelas yang dipandu oleh profesor yang ramah dan rendah hati.
Ninis berkata, “Tak ada yang bisa menggantikanku berjalan selain kakiku sendiri. Kesempatan ini mungkin datang hanya sekali, dan kalaupun ada lagi, pasti akan ada sesuatu yang berbeda. Selama aku bisa mengambil kesempatan yang datang dan direstui ibuku, bagaimanapun kondisiku, bisa atau tidak, aku akan mengusahakan untuk bisa. Prinsipnya harus terus melangkah, menghadapi semua yang baik dan menelan semua risikonya. Bagiku, penyesalan karena belum merasakan kesempatan itu jauh lebih pedih.”
Niki menambahkan, “Go with the choice that scares you the most, that’s when you’ll learn the most.”